Monday, November 24, 2014
kau
tiba-tiba pintuku diketuk
angin. dan malam
tersenyum panjang.
saat kolam matamu kutenung
dan jemari kuhulur
meramahi bibirmu
kau menjadi
rama-rama
Wednesday, November 19, 2014
Monday, November 17, 2014
yang (ter)tinggal
dalam diam2
aku mengarang puisi.
sekadar puisi banal.
berkali2 aku mencari
kata pembuka
dan berkali2 juga
angin rakus membawanya
pergi. ungkapan demi ungkapan
ranap bersama rangkap2
di atas pasir
yang melekat pada kaki.
sampah2 dan daun kering
tertawa mengejek.
dan tibalah
hujan dan panah petir
menggegar. aku melihat
beranda tempat kami pernah membunuh sepi
atau mungkin lebih kerap
menjadi ruang aku membenahi mimpi.
pada lantai - ketika ia aku sental - titik2
kumuh membekas jauh
ke dalam. padanya aku melihat
ingkar dan degilku.
tiba2 awan bergulat
di tengah laman. mimpi kami retak
di tengah rumah
dan sepi pun
menjadi abadi
Thursday, November 6, 2014
cerita negeri berjuta langka
ini negara sejuta mungkin.
aksi jijiknya (didakwa)
berlaku ketika kondo
belum siap dibina. liwatnya
diadukan sebelum berlaku.
minyaknya naik ketika emas hitam
dunia turun. kangkungnya
murah semasa
inflasi membarah
ini negara sejuta
peranjat. pesawat udara
hilang entah di mana
secara tiba2. melencong dari
laluannya dilihat saja
dicari ke laut hindi
tidak terjumpa. sedang luka
belum terkatup satu lagi
pesawat udara
berantakan di negeri
atas angin sana
warganya berebut hak elit nama tuhan
gambar berhala dikhuatiri memurtadkan
anak muda berkelahi tentang anjing
ketika solat mata kami meliar
mencari jarum2 halus
pada celah2 permaidani
ini negara
bergunung nadir.
logika ada tapi
entah di mana. mungkin
kejap terkunci dalam
bilik kebal penguasa.
dicurah brim
walau bukan itu
yang diminta
Monday, November 3, 2014
metromorfosilaturax #1
dan dia
terus membunuh
padang yg pernah hijau
dan rimbun ramah ini
dalam bebal tingkah
dan tawa hodohnya.
terus membunuh
padang yg pernah hijau
dan rimbun ramah ini
dalam bebal tingkah
dan tawa hodohnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)